Renungan harian


Antara Janji Berkat dan Perintah Tuhan

Mazmur 119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Dalam Alkitab, kita bisa melihat dan membaca banyak sekali berkat yang Tuhan janjikan kepada kita umatnya. Ada janji kemakmuran, janji kemenangan, janji penghiburan, janji umur panjang, janji kesehatan, dan banyak janji-janji indah lainnya yang tidak mungkin kita tulis disini. Janji-janji yang begitu indah membuat kita terlena dan senantiasa meng”claim” janji itu. Memang tidak salah kita meng”claim”, namun satu hal, kita tidak boleh lupa bahwa Tuhan bukan saja memberikan janji. Tuhan juga memberikan perintah yang harus senantiasa kita taati.
Disinilah sering terjadi ketidakseimbangan. Seringkali orang hanya mau janji Tuhan, tapi ogah-ogahan mentaati perintah Tuhan. Meng”claim” janji Tuhan dan melakukan perintah Tuhan seharusnya dilakukan dengan seimbang. Segala janji berkat akan Tuhan berikan jika kita taat pada perintah Tuhan. Kita perhatikan ayat di bawah.

Ulangan 28:1-2 "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suaraTUHAN,Allahmu:

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan hanya akan memberi berkat ketika kita taat pada perintah-perintah-Nya. Namun disayangkan, sering orang lupa akan hal ini, yang diingat hanya janji-janji berkat saja, itulah sebabnya ketika janji itu tidak di genapi dalam kehidupannya dia mulai komplein, dia bertanya,”Tuhan, mana janji-Mu? Engkau mengatakan bahwa Engkau akan memberkati kami! Buktinya mana? Kenapa aku harus mengalami kesusahan ini? Mana penyertaan-Mu? Kenapa usahaku bangkrut?”. Dia lupa untuk koreksi diri apakah sudah hidup sesuai dengan perintah Tuhan, tidak menyadari bahwa selama menjalankan usahanya dia melakukan sama dengan cara-cara    dunia, tipu menipu sikut menyikut. Atau, mungkin melakukan usaha dengan jujur, namun tidak pernah menyertakan Tuhan dalam perencanaan usahanya. Usaha di rencanakan sendiri, kemudian meminta bahkan memerintahkan Tuhan untuk memberkati rencana yang sudah dibuatnya itu. Dia lupa bahwa Tuhan menginginkan agar DIA senantiasa diikutkan dalam setiap perencanaan kita perhatika ayat dibawah.

Yakobus 4:13-15 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Tuhan tahu bahwa kita mempunyai pengetahuan yang terbatas. Itulah sebabnya Tuhan ingin agar kita menyertakan DIA dalam setiap perencanaan kita. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Hanya Tuhanlah yang tahu. Oleh sebab itu, merencanakan sesuatu tanpa Tuhan adalah sebuah kesombongan. Dan Tuhan membenci segala bentuk kesombongan

Raja Daud, adalah seorang raja yang besar. Namun dia adalah orang yang rendah hati dan orang yang bukan hanya mau janji Tuhan saja. Tapi dia juga sangat menyenangi perintah Tuhan. Kita dapat melihatnya di Mazmur 119:15-16 “Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Itulah sebabnya Tuhan sangat menyayangi raja Daud dan menjadikannya raja yang besar. Bahkan Tuhan berjanji mengokohkan tahta Daud s lama-lamanya, dan janji itu digenapi Tuhan di dalam Yesus Kristus yang secara jasmania dalahk keturunan Daud

.Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita mengingat bahwa janji dan perintah Tuhan adalah sejalan dan seimbang. Jika kita mau setiap janji Tuhan di genapi maka kitapun harus mau dan berusaha hidup dalam kehendak Tuhan. Jangan hanya mengharapkan berkat Tuhan saja tapi tidak mau hidup dalam kehendak Tuhan. Percayalah, pasti tidak akan kecewa.

 Apa itu perintah – perintah Tuhan ?  
                 
Semua perintah-perintah Tuhan ada dalam Alkitab. Jangan melakukan perintah Tuhan setengah-setengah. Banyak orang hanya mengakui perjanjian baru saja, perjanjian lama tidak. Alasannya karena Yesus sudah menyempurnakannya dalam perjanjian baru. Benar, tetapi bukan berarti menghilangkan semua perintah yang ada dalam perjanjian lama.
Matius 5:17-19 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan sorga.

Ayat diatas dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus. Contoh nyata yang sering di tiadakan orang adalah “Persepuluhan”. Banyak orang tidak mau memberi persepuluhan dengan alasan itu hanya berlaku pada perjanjian lama. Kata siapa? Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi.

Saudaraku, janji berkat dan perintah Tuhan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah. Jika kita mau mendapat berkat Tuhan, maka kitapun harus melakukan perintah Tuhan. Bahkan Tuhan meminta agar kita melakukan dulu kehendaknya, maka semua berkat-berkat-NYA akan tercurah dan apa yang kita kerjakan pasti berhasil.

Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.