Ada kekuatan di dalam Badai

Tidak ada seorang manusiapun yang akan lepas dari yang namanya badai kehidupan. Suka atau tidak setiap orang pasti akan mengalaminya, baik dia orang miskin maupun orang kaya, umat Tuhan ataupun tidak. Semuanya pasti akan mengalaminya, sama seperti badai yang tidak akan memilih-milih sasarannya di bumi demikian juga badai kehidupan tidak akan memilih-milih sasarannya atas manusia. Kami pribadi sering mengalaminya bahkan sampai tidak dapat dihitung lagi jumlahnya.

Badai biasanya akan sangat memberi dampak terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Kita sering melihat di Televisi, daerah-daerah yang dilanda badai biasanya banyak mengalami kehancuran. Namun, pernahkan Saudara perhatikan diantara bangunan-bangunan yang hancur itu ada beberapa bangunan yang tidak hancur?

Pernah kami menonton televisi yang menceritakan bagaimana kedahsyatan badai menerjang sebuah daerah di Amerika Serikat. Banyak rumah dan gedung yang hancur berantakan, namun ada juga beberapa rumah yang bertahan, tidak hancur. Rumah itu bahkan menjadi tempat berlindung penghuninya sehingga mereka selamat. Sementara rumah yang hancur itu bukan saja tidak bisa melindungi penghuninya, justru puing-puing rumah itulah yang menjadi pembunuh penghuninya.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa ada rumah yang hancur dan kenapa pula ada yang bertahan, tidak hancur? Jawabannya adalah karena rumah yang bertahan dibangun dengan pondasi dan bangunan yang kuat sementara rumah yang hancur dibangun dengan pondasi dan bangunan yang lemah.

Demikian halnya, kehidupan kerohanian juga akan mengalami hal yang sama. Orang kristen yang di bangun diatas pondasi yang kuat seperti dibangun diatas batu yang kokoh, tidak akan hancur menghadapi badai. Tetapi sebaliknya, orang kristen yang kehidupan kerohaniannya di bangun diatas pasir akan hancur berantakan.

Yang dimaksud dengan membangun diatas batu adalah orang yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan. Sementara orang yang membangun diatas pasir adalah orang yang mendengarkan firman namun tidak melakukannya. Itu tertulis pada ayat dibawah :

Mat 7:24-27 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa harus ada badai?
Jawabannya adalah:

1. Untuk membuktikan apakah seseorang itu hidup dalam firman Tuhan atau tidak.
Dengan badai akan teruji siapakah kehidupan yang benar-benar hidup dan tinggal dalam firman Tuhan dan siapa yang tidak. Orang yang hidup dalam firman akan senantiasa teguh berdiri karena ia mengerti akan maksud Tuhan dan ia juga mengerti bahwa badai yang di alaminya itu tidak akan melebih dari kekuatannya, seperti pada ayat dibawah:

1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Orang yang hidup dalam firman Tuhan adalah orang yang menanti-nantikan dan menaruh harapannya hanya pada Tuhan. Orang seperti ini tidak akan pernah lelah mengikut Tuhan. Alkitab mencatat orang seperti ini di umpamakan dengan burung rajawali. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Burung rajawali adalah sejenis burung yang unik karena burung ini tidak pernah takut akan badai. Burung jenis lain akan sembunyi dan akan senantiasa menghindarkan diri dari badai sementara burung rajawali justru sebaliknya. Burung rajawali menyadari justru dengan badai ia akan dapat terbang semakin tinggi dan semakin jauh. Badai tidak membuatnya hancur dan hilang, justru badai membuatnya semakin tinggi dan semakin tinggi lagi.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita berusaha menghindarkan diri dari badai dalam kehidupan kita? Atau sebaliknya, seperti burung rajawali yang justru menyukai badai dan menjadikan badai membuatnya semakin terbang tinggi?

Saudaraku, seperti yang kami ungkapkan diatas, suka atau tidak suatu saat kita pasti akan menghadapi badai itu. Satu hal yang harus kita pegang, marilah seperti burung rajawali yang menjadikan badai itu sebuah sarana untuk terbang semakin tinggi dan lebih tinggi lagi. Mari jadikan badai itu membuat kerohanian kita semakin tinggi dan lebih tinggi lagi.

2. Untuk membuktikan apakan kita Kristen sekam atau tidak.
Badai juga akan membuktikan apakah kita Kristen sekam atau tidak. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Ayub 21:18 Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.

Sekam akan hilang diterbangkan badai. Sekam adalah kulit dari padi-padian. Sekam hampir tidak memiliki bobot karena telah kehilangan bulir padinya, itulah sebabnya sekam dengan mudah ditiup oleh angin.

Kristen sekam adalah kehidupan yang tidak memiliki bobot kerohanian dan itulah sebabnya ketika ada angin, terlebih lagi badai, ia akan terbang dan hilang bersama badai tersebut.

Oleh sebab itu mari kita perhatikan hidup kita, apakah kita punya bobot rohani apa tidak. Badai kehidupan akan membuktikan itu. Jika kita adalah kristen yang memiliki bobot maka badai tidak akan pernah bisa menerbangkan kita. Tetapi sebaliknya jika kita adalah kristen yang tidak memiliki bobot rohani, dengan kata lain kristen sekam maka ketika badai kehidupan datang, kita akan hilang bersama badai itu.

Oleh sebab itu jika saya dan saudara ingin kuat dalam badai, hiduplah dalam firman Tuhan dan milikilah bobot rohani itu. Maka ketika badai datang, saya dan saudara akan menjadi seperti burung rajawali yang akan terbang semakin tinggi, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Dalam pengiringan saudara kepada Kristus, saudara akan senantiasa mendapat kekuatan baru. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin